Kisah Berharga saat jadi Salesman "Under wear"

Malam itu (Februari 2011, red), saya mau pangkas rambut karena sudah terlalu panjang. Setelah selesai pangkas rambut, tiba-tiba ada yang memanggilku dengan suara khasnya "Ondeh Mad, lah lamo ndak sobok jo amad, kama se amad mailang? (Mad, dah lama gak ketemu sama amad, kemana aja menghilang?)", karena merasa jarang dipanggil dengan nama itu, aku punya feel ini pasti teman lamaku dan ternyata dugaanku benar, dia adalah Ricky (temanku dari Sijunjung yang dulu sama2 jadi sales), tamat SMP, ricky melanjutkan ke SMK N 1 Padang dengan modal sendiri dari hasil sales. Ricky berhenti jadi sales sekitar awal 2005 karena ada tawaran kerja di Jakarta, dan aku tidak menyangka ricky sudah kembali ke Padang. Ternyata ricky tidak betah kerja di sana dan sekarang dia kembali jadi sales namun tidak lagi kerja sama si boss melainkan buka usaha dengan modal sendiri.
Cukup lama saya ngobrol dengan ricky, bercerita tentang masa2 waktu jadi sales dulu. Istilah2 paling saya ingat waktu jadi sales adalah Piecing, Handle, Come Back, Setoran, makan basamo, latiah, Lagunya Tomy J Pisa (Paling ingat judulnya "Di Batas Kota"). Banyak suka dan duka serta kisah berharga yang saya dapatkan ketika jadi sales, dari sekian banyak kisah, ada satu kisah yang paling berharga dan memberikan banyak hikmah buat saya
Waktu itu hari Sabtu, seperti biasa saya pergi sekolah (MA PGAI Padang) sambil membawa tas berukuran cukup besar berisi barang dagangan yang mau dijual. Waktu PBM berlangsung, saya tarok tas barang dagangan di bawah meja belajar dan sepulang sekolah saya langsung ganti baju yang sudah saya bawa dari rumah dan langsung berangkat jualan naik bis kota ke arah Indarung. Karena capek luar biasa karena latihan dari pagi di sekolah, tiba tiba saya tertidur di bis kota. Karena sudah sampai di putaran terakhir bis kota, kernetnya membangunkan saya dan bertanya "Da, turun dima da (Bang, turun dimana bang)". Sambil mengusap mata dan kaget "Astaghfirullah, lah lewat mah. takalok wak tadi (Astaghfirullah, udah lewat, tadi saya ketiduran)", ternyata saya udah lewat dari lokasi yang saya rencanakan. dan yang lebih kaget dan membuat saya shock ternyata tas barang dagangan yang saya tarok di bawah kaki saya sudah tidak ada (mungkin waktu ketiduran tas itu diambil orang).
Saya coba tanya di setiap pemberhentian bis tidak ada yang tau dan akhirnya dengan perasaan sedih dan takut saya pulang ke rumah boss melaporkan kejadian naas itu.Bukan main marahnya si bos akibat kelalaian saya hingga tas barang dagangan itu hilang, saya dimarahi sampai jam 12 malam dan diberi sanksi harus mengganti semua barang yang hilang itu hingga paginya mata saya bengkak, setelah dihitung total yang harus saya ganti waktu itu satu juta lebih, sedangkan penghasilan saya perhari hanya sekitar 50ribu, sementara saya juga belum ada tabungan karena dari hasil jualan itulah saya gunakan untuk biaya sekolah. "Mulai sekarang, kamu tidak dapat gaji sampai semua barang yang hilang itu bisa kamu ganti" kata si boss.
Saya sempat berniat untuk berhenti sekolah dan pulang kampung minta uang untuk mengganti kerugian itu sama orang tua saya, namun berkat support dari Bang Yandra, Bang Dicky dan Bang Andry niat itu saya urungkan karena melihat kondisi orang tua saya, jangankan uang satu juta biaya sehari hari orang tua saya juga usah. Akhirnya Saya komit untuk tetap bertahan dan tidak menceritakannya sama orang tua saya karena masa studi SMA saya udah di akhir.
Setelah lebih kurang 1 bulan, akhirnya si boss bilang "Mulai sekarang kamu tak usah ganti uang itu, tapi kamu harus lebih hati hati dan jika masih terjadi lagi kamu tidak bisa lagi kerja sama saya". Alhamdulillah, masih ada kesempatan sekali lagi buat saya.
Pada akhir Desember 2005, Saya sudah merasa sangat tidak nyaman karena konflik dengan si boss, akhirnya saya berhenti total jadi sales dan mencoba kehidupan yang lebih tenang menjadi seorang Gharim (Mushalla Firdaus, Berok Gunung Pangilun, padang)
Titik terang mulai saya rasakan pada Februari 2006, Kobir, S.Pd (Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia), beliau banyak memberi support dan spirit buat saya, "zul tidak boleh pesimis" demikian pak kobir sering memberi nasehat.Tangkap setiap kesempatan itu ketika dia muncul (The secret of every success is always to catch the opportunity when it appears).
Akhirnya Juni 2006, saya lulus SMA (MA DR. H. Abdullah Ahmad PGAI Padang). setelah lulus SLTA, kebetulan saya ditawarin sama Kak Kas (Kakak tempat saya curhat ketika jadi Gharim) ikut ke Jakarta untuk dibawa kerja sama orang lain. mendengar kata "Jakarta", tanpa pikir panjang dan menanyakan tujuan ke jakarta, saya langsung bilang mau. sesampai di jakarta, ternyata Ibu yang membawa saya ke Jakarta adalah salah satu peserta Jakarta Fair dalam rangka Ulang Tahun Kota Jakarta (15 Juni 2006 - 16 Juli 2006) dari Stan RM. Minang Maimbau. Awalnya saya jadi pelayan di depan, ternyata tidak bisa. Disuruh bagian Etalase (bunkus nasi) juga tidak bisa, Akhirnya saya jadi Tukang Cuci Piring selama 1 Bulan. Tiap hari start dari Jam 5 pagi sampai jam 12 malam. Meski demikian, saya bersyukur bisa mendapat pengalaman berharga selama jadi tukang cuci piring (kenal dan share dengan orang2 yang datang dari berbagai daerah di Indonesia, sempat dekat sama cewek namanya Heny yang KUTILANG BURIK (Kurus Tinggi Langsing Berbudi dan Menarik ... :))
Setelah 1 bulan, saya kembali ke padang dengan total gaji bersih 400ribu (600ribu dikurang ongkos pulang ke padang), dan akhirnya April 2006 sampai sekarang saya dapat kerja tetap. Alhamdulillah, Puji syukur yang setinggi tingginya untuk Allah Azza wa jalla
*Tanpa Support dan Spirit dari orang2 terdekat, belum tentu saya bisa membentuk pribadi yang sesungguhnya

0 komentar:

Followers